Minggu, 15 Juli 2012

Menulis Mimpi

"Arnie 18 years old (2012) Alhamdulillah aku lulus dengan nilai sangat memuaskan. Dan aku juga diterima di fakultas psikologi Unair jalur prestasi. Alhamdulillah! Temen-temen satu angkatanku juga lulus semua. Aku sama anak ips 1 pergi ke luar kota buat ngerayain kelulusan kita....."
Kira-kira begitulah kata-kata yang kutuliskan di buku diaryku 2 tahun yg lalu. Aku lupa siapa yang menginspirasiku untuk menuliskan mimpi-mimpiku. Dua tahun yg lalu, saat kebanyakan teman-temanku masih bingung memilih jurusan ipa atau ips. Bahkan jauh sebelum masuk SMA aku sudah bermimpi untuk bisa masuk fakultas psikologi Universitas Airlangga.  Kampus sekaligus fakultas yang sekarang aku tempati. Rasanya masih seperti mimpi. Semuanya terwujud. Aku benar-benar diterima melalui jalur undangan. Aku dan teman-teman seangkatanku lulus 100%, walaupun nilaiku tidak sebagus yg lain tapi aku tetap bersyukur. Aku juga pergi ke Bali dengan teman-teman sekelasku. Tidak ada satupun detail mimpi yg aku tuliskan tidak terwujud.

Sekarang aku pun masih bermimpi. Masih berusaha untuk menuliskan mimpi-mimpi yang lain. Setelah lulus dari Unair aku ingin melanjutkan studiku di Inggris. Entah di jurusan psikologi juga atau mendalami studi musikku di Royal School of Music. Aku sudah lama memimpikan ini sampai-sampai aku hampir melupakannya begitu saja karena aku berpikir bahwa kemungkinannya sangat kecil. Ya, aku hampir menyerah. Tapi yg sangat mengejutkan adalah beberapa hari yang lalu guru pianoku menanyaiku apakah aku ingin melanjutkan sekolah di luar negeri. Langsung saja aku mengiyakannya. Dan dia berjanji akan membantuku untuk mencari informasi tentang Royal scholarship.

Jadi alasan apa lagi yg membuatmu takut untuk bermimpi?

Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu -Arai-