"Kamu menganalogikan dirimu seperti apa?"
Sudah 3 kali aku mendapatkan pertanyaan ini selama baru kurang lebih satu tahun aku berkuliah di fakultas psikologi. Mungkin bagi seseorang yang mendalami ilmu psikologi pertanyaan semacam ini sangatlah penting. Karena sebelum kita memahami orang lain kita harus dapat memahami diri sendiri. Bagiku sendiri tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini. Baru pada kali ketiga pertanyaan ini dilontarkan aku menemukan jawaban yang benar-benar "pas" dengan diriku.
image from: pegatan.multiply.com |
Ya, jawabannya adalah laut. Jika dipandang sekilas laut hanyalah hamparan air berwarna biru yang tak memiliki keistimewaan apa-apa. Seseorang harus menyelam untuk melihat keindahan bawah laut. Jika cuaca sedang bersahabat laut dapat menjadi tempat yang menyenangkan untuk berenang, bermain, dsb. Namun jika cuaca sedang tidak bersahabat laut bisa jadi sangat menakutkan. Bahkan ombaknya yang besar dapat berbahaya.
Sama halnya dengan diriku. Aku cenderung pendiam dan tertutup saat baru pertama mengenal orang. Bahkan tak sedikit orang yang salah menilaiku saat pertama kali bertemu. Ada yang bilang bahwa aku terlihat tidak ramah pada awalnya. Tetapi penilaian mereka berubah setelah mengenalku. Tidak banyak orang yang tahu kelebihan-kelebihan dan sifat asliku karena aku tidak menunjukkannya. Mungkin karena aku kurang PD. Tapi setelah akrab aku bisa menjadi sangat terbuka terhadap orang lain. Bahkan teman-temanku bilang bahwa aku adalah sosok yang ceria. Aku akan menjadi orang yang menyenangkan bagi orang-orang terdekatku. Aku akan melakukan apapun (tentunya masih dalam batasan agama, norma & hukum :D) untuk orang-orang yang aku sayangi. Namun sebaliknya aku bisa menjadi seseorang yang sangat ditakuti ketika seseorang menyakitiku.
Lalu bagaimana dengan kalian? Seperti apa kalian menganalogikan diri kalian? :)